kau bilang baik. tapi kau es. kau bilang tak ada apa-apa. namun kau cuka. barangkali aku lelaki bajingan di matamu, barangkali juga kau benar. dan aku tunduk lewat semesta sederhanamu. namun aku tak cukup mengerti bungamu kini melayu, sarimu kini pudar ke dalam catatanku. aku memang bukan lelaki relijius yang mampu membiusmu dengan hadis dan ayat-ayat tuhan. aku juga tahu jika aku tak serupa matahari pagi yang mengucurkan kebijaksanaan pada embun dan pepohonan. aku hanya ingin berterus terang bahwa aku tak sanggup berpura menjadi orang lain. aku tidak bisa. aku hanya mau menyambutmu sebagai bagian dari mentari bersayapku. kembang matahariku. venusku. dapur kebahagiaan yang cuma mampu kita rasai bersama. kelak jika kau menyadari kebahagiaan kita begitu sederhana.
Di Sebuah Gedung
Advertisements